Text
Widji thukul : aku masih utuh dan kata-kata belum binasa
Pada 26 Agustus 1963 lahir seorang anak laki-laki sederhana yang tumbuh bersama dengan jiwa seninya hingga besar dan menjadi salah satu orang yang mampu menggertarkan penguasa Orde Baru. Ia adalah Widji Widodo atau lebih populer dengan Widji Thukul, sang penyair sekaligus aktivis yang mampu menggerakkan hati para pendemonstran hanya dengan bait-bait puisinya. Empat bait terakhir dari salah satu puisinya "Hanya ada satu kata: Lawan!" mempunyai nilai sugesti bagi para pendengarnya.
Setelah dituduh terlibat dalam kerusuhan 27 Juli 1996 (Kudatuli), Widji Thukul pamit bersembunyi kepada istrinya (Sipon) karena menurutnya semua sudah ngawur. Dia memang berpindah-pindah hingga kini. Sejumlah orang menduga dia menjadi korban penculikan. Sipon dan sejumlah sahabat Widji Thukul masih yakin bahwa pencipta puisi "Peringatan" itu masih hidup. "Dia hilang tetapi ada, ada tetapi hilang, tetapi akan ada dalam jiwa."
002079 | R 928.1 RIS w | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain